Sabtu, 16 Juni 2012

peranan guru masa kini

Diposting oleh Sii Alfa di 22.36

Sebagian besar orang tua jaman dulu menjadikan profesi guru sebagi idaman bagi anak-anaknya, karena posisi itu memiliki nilai lebih di mata masyarakat. Ini tercermin misalnya, pada kebanyakan orang Jawa, sebutan mas atau pak guru masa itu merupakan sebutan yang sangat istimewa sekaligus sebutan yang mengandung makna penghormatan. Bahkan, sejak jaman penjajahan satu awal kemerdekan, profesi guru disanjung-sanjung. Guru memiliki strata sosial yang begitu menjulang sehingga mencucuk atap langit. Apalagi di desa-desa, sosok guru bisa dikatakan setara dengan kaum priayi, penuh wibawa dan cukup disegani. Tidak mengherankan kalau waktu itu setiap orang tua menginginkan anak-anaknya menjadi guru. Namun hal itu berbeda sekali dibandingakn dengan posisi guru zaman sekarang.
Pada zaman sekarang profesi guru dipandang sebagai pelabuhan terakhir bagi lulusan sekolah yang pas-pasan. Dan para orang tua juga ogah memasukkan anak-anak mereka ke profesi guru. Karena wajah profesi ini sudah tercoreng negative oleh kalangan masayarakat sebagai contoh oknum-oknum guru yang menganiaya siswanya dan belum lagi profesionalisme guru di Indonesia tidak tampak, seperti yang dibicarakan oleh MENDIKNAS Wardiman Djoyonegoro beberapa waktu lalu, bahwa sebagian besar guru (57%) tidak atau belum memenuhi syarat, tidak kompeten, dan tidak professional. Karuan saja kualitas pendidikan kita jauh dari harapan dan kebutuhan. Karena sebagian guru sekarang yang malas untuk mempelajari semua hal yang berkaitan dengan bidangnya masing-masing, dan ini berdampak pada pembentukan kreatifitas dan mutu dalam pembelajaran. Ujung-ujungnya pendidikan kita kurang berpengaruh langsung pada kehidupan pribadi dan watak peserta didik.
Daoed Yoesoef (1980) menyatakan bahwa seorang guru mempunyai tiga tugas pokok yaitu tugas profesional, tugas manusiawi, dan tugas kemasyarakatan (sivic mission). Selain itu peran professional dari guru adalah meneruskan atau transmisi ilmu pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai lain yang sejenis yang belum diketahui anak dan seharusnya diketahui oleh anak.
Nah.. dari beberapa peran guru yang saya sebutkan diatas, diharapkan guru-guru dapat menjalankan tugasnya dengan semestinya dan mendidik anak bangsa dengan semangat dan tanpa keluh kesah. Dan guru juga dapat menjadi motivator, katalisator dan pedoman contoh bagi segenap anak bangsa untuk menjadikan mereka menjadi penerus bangsa yang berguna.
Menurut Makagiansar (1996) memasuki abad 21 pendidikan akan mengalami perubahan paradigma yang meliputi pergeseran paradigma :
1. Dari belajar terminal ke belajar sepanjang hayat
2. Dari belajar berfokus penguasaan pengetahuan ke belajar holistic
3. Dari citra hubungan guru-murid yang bersifat konfrontatif ke citra hubungan kemitraan dst.
Dan paradigma baru ini memberikan peluang dan tantangan yang besar bagi profesionalisme para guru dengan cara program sertifikasi, PKG (Pusat Kegiatan Guru), KKG (Kelompok Kerja Guru) yang memungkinkan para guru untuk berbagi pengalaman dalam memecahkan masalah yang mereka hadapi dalam kegiatan mengajarnya.
Pengetahuan yang ada pada guru harus mampu membuat para siswa memahaminya dan pada akhirnya siswa mampu memilih nilai-nilai hidup yang semakin kompleks dan harus mampu membuat anak didik dapat berkomunikasi dengan bagi dengan sesamanya.
Jadi nilai-nilai yang diteruskan oleh guru atau tenaga kependidikan dalam rangka melaksanakan tugas profesional, tugas manusiawi, dan tugas kemasyarakatan, apabila diutarakan sekaligus merupakan pengetahuan, pilihan hidup dan praktek komunikasi. Jadi biarpun pendapatnya berbeda namanya, oleh karena dipandang dari sudut guru dan dan sudut siswa, namun yang diberikan itu adalah nilai yang sama, maka pendidikan tenaga kependidikan pada umumnya dan guru pada khususnya sebagai pembinaan prajabatan, bertitik berat sekaligus dan sama beratnya pada tiga hal, yaitu melatih mahasiswa, calon guru atau calon tenaga kependidikan untuk mampu menjadi guru atau tenaga kependidikan yang baik, khususnya dalam hal ini untuk mampu bagi yang bersangkutan untuk melaksanakan tugas profesional.
Menurut WF Connell (1972), dia membedakan tujuh peran seorang guru yaitu (1) pendidik (nurturer), (2) model, (3) pengajar dan pembimbing, (4) pelajar (learner), (5) komunikator terhadap masyarakat setempat, (6) pekerja administrasi, serta (7) kesetiaan terhadap lembaga.
Guru berperan sebagai contoh bagi siswa-siswanya. Dan setiap siswa mengharapkan gurunya menjadi panutan yang baik bagi mereka, oleh karena itu guru harus mempunyai dasar pengetahuan, pengalaman, dan tanggung jawab yang baik bagi semua siswanya. Selain itu guru juga dibekali dengan pelaihan-pelatihan agar dapat membimbing siswa agar siswa juga memiliki pengetahuan yang nantinya dapat mereka gunakan dewasa kelak.
Disini saya mencantumkan beberapa peran penting seorang guru :
Guru sebagai pendidik, sangat jelas guru diharapkan menjadi pendidik yang baik bagi siswa, agar dapat mencerdaskan anak-anak bangsa.
Peran guru sebagai setiawan dalam lembaga pendidikan. Seorang guru diharapkan dapat membantu kawannya yang memerlukan bantuan dalam mengembangkan kemampuannya.
Peranan guru sebagai komunikator. Seorang guru diharapkan dapat berperan aktif dalam pembangunan di segala bidang yang sedang dilakukan. Ia dapat mengembangkan kemampuannya pada bidang-bidang dikuasainya.
Itulah semua peranan-peranan seorang guru. Peningkatan peran seorang guru sangat penting dalam usaha memperbaiki pendidikan yang ada di Indonesia saat ini. Dengan begitu Indonesia dapat merubah kondisi pendidikan yang memburuk. Tentu saja dengan peranan guru tapi juga tidak luput partisipasi dari para siswa agar berusaha memajukan pendidikan di Indonesia.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Kita2Sahabat Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei